Menurut Michurin, secara garis besar pertumbuhan dan perkembangan tanaman dibagi dalam 3 (tiga) fase, yaitu :
1. Fase Embryonis
2. Fase Muda (Juvenil/Vegetatif)
3. Fase Menua dan Aging (Senil/Senescence)
Berikut ini adalah penjelasan – penjelasan dari data di atas, yaitu :
- Fase Embryonis
Fase embryonis dimulai dari pembentukan zygote sampai terjadinya embrio, yang terjadi di dalam bakal biji (ovule). Dari zygote diikuti dengan pembelahan sel sesudah itu terjadi pengembangan sel. Fase embryonis tidak terlihat secara nyata (tidak tergambar dalam kurve) dalam pertumbuhan tanaman, karena berlangsungnya di dalam biji.
ΓΌ Morfologi biji
Biji – bakal biji (ovule) yang masak berisi embrio dengan tempat cadangan makanan dan dilindungi oleh testa. Testa – pelindung, lapisan terluar biji biasanya disebut kulit biji.
- Fase Muda (Juveni//Vegetatif)
Fase muda dimulai sejak biji mulai berkecambah, tumbuh menjadi bibit dan dicirikan oleh pembentukan daun – daun yang pertama dan berlangsung terus sampai masa berbunga dan atau berbuah yang pertama. Perkecambahan merupakan satu rangkaian yang komplek dari perubahan-perubahan morfologis, fisiologis, dan biokimia.
Proses perkecambahan meliputi beberapa tahap, yaitu :
1. Imbibisi yaitu proses penyerapan air oleh benih sehingga kulit benih melunak dan terjadinya hidrasi dari protoplasma.
2. Perombakan cadangan makanan di dalam endosperm.
3. Perombakan bahan-bahan makanan yang dilakukan oleh enzym. ( amilase, protease, lipase).
4. Karbohidrat dirombak menjadi glukosa
5. Gibberellin mengaktifkan produksi enzim amilase
1. Embrio menyerap air dan proses perkecambahan dimulai
2. Gibberellin berdifusi dari embrio menuju lapisaN aleuron
3. Sel-sel dalam lapisan aleuron merespon dengan melepaskan enzim pencerna seperti a amilase
4. Enzim mencerna pati di dalam emdosperm menjadi gula dan molekul lain yang diperlukan embrio untuk tumbuh
- Protein dirombak menjadi asam amino
- Lemak dirombak menjadi asam lemak dan gliserol.
- Fase Menua dan Aging ( Senil/Senescence )
Beberapa faktor luar dapat menghambat atau mempercepat terjadinya senescence, misalnya :
1. Penaikan suhu, keadaan gelap, kekurangan air dapat mempercepat terjadinya senescence daun
2. Penghapusan bunga atau buah akan menghambat senescence tanaman
3. Pengurangan unsur-unsur hara dalam tanah, air, penaikan suhu, berakibat menekan pertumbuhan tanaman yang berarti mempercepat senescence
Macam-macam bentuk senescence: Senescence pada tanaman dapat mengikuti beberapa pola :
1. Senescence yang meliputi keseluruhan tubuh tanaman (overall senescence).Akar dan bagian tanaman di atas tanah mati semua Tanaman mati sesudah menyelesaikan semua. satu siklus kehidupannya.
2. Senescence yang meliputi hanya bagian tanaman di atas tanah (top senescence).Bagian tanaman di atas tanah mati, sedangkanbagian tanaman yang berada di dalam tanah tetap hidup
3. Senescence yang meliputi hanya daun – daunnya (Deciduous Senescence).Tanaman menggugurkan semua daun-daunnya, sementara organ tanaman lain tetap hidup.
4. Senescence yang meliputi hanya daun-daun yang terdapat di bagian bawah suatu tanaman (Progessive Senescence).Tanaman hanya menggugurkan daun-daunnya yang terdapat di bagian bawah saja (daun – daun yang tua),sedang daun-daun yang lebih atas dan organ tanaman lain tetap hidup.Tanggap Tanaman Terhadap Kekurangan Air.